Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah penyakit radang paru-paru kronis yang menyebabkan aliran udara terhambat dari paru-paru. Emfisema dan bronkitis kronis adalah dua kondisi umum yang terkait dengan PPOK, di mana biasanya keduanya terjadi besamaan dan bervariasi tingkat keparahannya.
Walaupun termasuk penyakit yang dapat memburuk dari waktu ke waktu, tetapi PPOK dapat diobati. Dengan pertolongan pertama yang tepat, sebagian besar orang dapat mengontrol gejala dan mengurangi risiko komplikasi lainnya.
Gejala PPOK
Banyak orang tidak mengenali gejala PPOK hingga gejalanya memburuk. Seringkali orang berpikir bahwa sesak napas yang dialami adalah hal yang normal seiring pertambahan usia, padahal sesak napas bisa menjadi gejala yang penting bagi penyakit paru-paru. Dilansir Lung.org dan cedars-sinai, berikut adalah gejala PPOK, di antaranya:
- Batuk parah
- Sesak napas ketika menjalani aktivitas
- Infeksi pernapasan yang berulang
- Bibir dan kuku berwarna kebiruan
- Kecemasan
- Produksi lendir di tenggorokan meningkat
- Mengi
- Kemerahan pada kulit karena kapiler tersumbat
- Cairan di paru-paru, saluran pernapasan, dan lapisan tenggorokan
- Pembengkakan pada kelenjar, termasuk pada pergelangan kaki dan kaki
- Adanya perubahan pada sel paru-paru dan saluran pernapasan yang bisa dilihat dengan mikroskop
Penyebab
Udara mengalir ke tenggorokan dan masuk ke paru-paru melalui dua tabung besar. Di dalam paru-paru, tabung ini akan membelah berkali-kali seperti cabang pohon menjadi banyak tabung yang lebih kecil yang disebut bronkiolus yang beakhir dalam kelompok kantung udara kecil (alveoli). Kantung udara memiliki dinding yang sangat tipis yang penuh dengan pembuluh darah kecil. Oksigen di udara yang Anda hirup masuk ke pembuluh darah ini dan memasuki aliran darah Anda. Pada saat yang sama, karbondioksida dihembuskan.
Paru-paru akan bergantung pada elastisitas alami dari tabung bronkial dan kantung udara untuk memaksa udara keluar dari tubuh Anda. PPOK menyebabkan paru-paru kehilangan elastisitasnya dan mengembang secara berlebihan, yang akhirnya membuat sebagian udara terperangkap di paru-paru saat menghembuskan napas.
- Obstruksi jalur napas
PPOK seperti dilansir Mayo Clinic disebabkan oleh adanya obstruksi jalur napas, baik emfisema maupun bronkitis kronis.
Emfisema adalah suatu kondisi yang menyebabkan ruang udara di dalam paru-paru menjadi lebih besar secara permanen yang terjadi karena penyakit telah menghancurkan dinding kantung udara kecil di dalam paru-paru.
Bronkitis kronis adalah batuk yang tidak kunjung hilang yang mengeluarkan lendir atau dahak selama minimal tiga bulan dalam dua tahun berturut-turut.
- Asap rokok dan iritan lainnya
PPOK paling sering disebabkan oleh asap rokok yang sebagian besar mempengaruhi orang dewasa dan gejalanya muncul antara usia 30-40an. Menurut Cedars-sinai, usia dan kebiasaan merokok menyumbang lebih dari 85% dari risiko PPOK.
Selain itu, ada kemungkinan faktor lain yang menyebabkan PPOK seperti kerentanan genetik terhadap PPOK, karena tidak semua perokok mengalami PPOK.
Iritasi lain seperti asap cerutu, asap rokok, asap pipa, polusi udara, paparan debu, asap di tempat kerja, dan lain sebagainya juga dapat menyebabkan PPOK.
- Kekurangan alfa-1-antitripsin
Sekitar 1% pasien PPOK mengalami PPOK akibat adanya kelainan genetik (bawaan) yang memicu rendahnya kadar protein yang disebut alfa-1-antitripsin (AAt). AAt diproduksi di hati dan disekresikan ke dalam aliran darah untuk membantu melindungi paru-paru. Kekurangan alfa-1-antitripsin dapat menyebabkan penyakit hati, penyakit paru-paru atau kombinasi keduanya.
PPOK dapat didiagnosis dengan rontgen atau bronkoskopi. Apabila Anda didiagnosis PPOK dan mengalami sesak napas parah, lemas dan tidak dapat berjalan, detak jantung tidak beraturan dan kuku berubah kebiruan, sebaiknya segera dapatkan pertolongan di rumah sakit.
- dr Nadia Opmalina